Jika Anda berniat berinvestasi reksa dana, memilih reksadana terbaik memang menjadi bagian perencanaan keuangan keluarga, apalagi membeli reksa dana saat krisis global yang tidak dapat kita prediksi sebagai seorang awam seperti saya. Kondisi global yang saat ini sedang mengalami perlambatan pertumbuhan membuat kinerja sejumlah kondisi penempatan investasi reksadana pada saham di beberapa negara mengalami penurunan, termasuk saham yang paling berpengaruh yaitu sektor perbankan.
Sebagai alternatif investasi, para pelaku usaha bisnis perlu kiranya mempertimbangkan untuk menempatkan investasinya di sektor perbankan syariah. Menurut Head of Asset Management Group Islamic Bank Division CIMB Investment Bank Berhad, Shahril Simon, selama 10 tahun terakhir (2000-2010), kapitalisasi pasar dari produk investasi syariah tumbuh 13,6%. Menariknya, selama krisis keuangan global, dana kelolaan reksa dana syariah mampu tumbuh sebesar 5% pada 2008-2009 sementara yang lain mengalami penurunan. Begitu juga pada waktu pertengahan tahun 2013 saat kurs Rupiah hari itu melemah terhadap dollar.
Berdasarkan pengalaman tersebut, penempatan investasi di reksadana syariah ke depan akan mampu lebih survive terlepas dari kondisi fundamental. Bahkan, diperkirakan dalam satu dekade ke depan, kapitalisasi pasar dari produk investasi syariah masih akan tumbuh sebesar 10,6%. Namun kekurangannya, total dana kelolaan dari reksa dana syariah berpotensi tumbu 20,7% untuk periode yang sama, karena memang bobotnya masih kecil.
Sementara itu, Cholis Baidowi, Fund Manager PT CIMB Principal Asset Management menambahkan, reksa dana syariah dapat unggul karena tidak memiliki saham perbankan. Sebagai contoh, kebijakan BI dalam memperketat kebijakan fiskal seperti pembatasan LDR menjadi 92% dan naiknya giro wajib minimum ke 4% akan memperlambat pertumbuhan pinjaman perbankan yang berujung pada perlambatan pendapatan. Jika dilihat lebih jauh lagi, sektor perbankan memiliki bobot yang besar di IHSG, yaitu sekitar 25%, hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan yang lebih lambat pada IHSG dibanding dengan Jakarta Islamic Indext (JII).
Selain itu, saham dengan tingkat hutang yang tinggi diatas 45% tidak akan masuk ke dalam daftar saham syariah, dimana saham-saham tersebut mendapat tekanan dari tingkat suku bunga yang terus naik atas tingginya inflasi. Sebagai perbandingan, reksa dana saham CIMB Principal Islamic Equity Growth Syariah sejak awal tahun hanya terkoreksi 1,27% dibandingkan dengan IHSG yang terkoreksi 2,82%, dan indeks reksa dana saham lainnya turun 4,11% per 31 Agustus 2013.
Referensi: 10 manajer investasi reksadana terbaik, Liputan6.
No comments:
Post a Comment